image: Pernikdunia.com |
Memang
benar, keutamaan bulan dalam kalender hijriyah itu bertingkat-tingkat, begitu
juga hari-harinya. Misalnya, bulan Ramadhan lebih utama dari semua bulan, hari
Jum’at lebih utama dari semua hari, malam Lailatul Qadar lebih utama dari semua
malam, dan sebagainya.
Namun, harus kita pahami bersama bahwa timbangan
keutamaan tersebut hanyalah syari’at, yakni al-Qur’an dan hadits yang shahih,
bukan hadits-hadits dha’if (lemah) dan maudhu’
(palsu).
Di
antara bulan Islam yang ditetapkan kemuliaannya dalam al-Qur’an dan as-Sunnah
adalah bulan Rajab. Namun sungguh sangat disesalkan beredarnya riwayat-riwayat
yang dha’if dan palsu seputar bulan Rajab serta amalan-amalan khusus di bulan
Rajab di tengah masyarakat kita. Hal ini dijadikan senjata oleh para pecandu
bid’ah mempromosikan kebid’ahan-kebid’ahan ala jahiliyah di muka bumi
ini.
Dari
sinilah, terasa pentingnya penjelasan secara ringkas tentang pembahasan seputar
bulan Rajab dan amalan-amalan manusia yang menodainya dengan riwayat-riwayat
lemah dan palsu.
Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah رحمه الله berkata: “Setiap hadits yang
menyebutkan tentang puasa rojab, sholat sebagian malamnya, semuanya adalah
dusta”.1
Al-Fairuz Abadi رحمه الله berkata: “Bab puasa Rojab dan keutamaannya tidak ada yang shahih satu
haditspun, bahkan telah datang hadits yang menunjukkan dibencinya hal itu”.2
Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i رحمه الله berkata: “Tidak ada hadits shahih yang dapat dijadikan hujjah seputar
amalan khusus di bulan Rajab, baik puasa maupun shalat malam dan sejenisnya. Dan
dalam menegaskan hal ini, aku telah didahului oleh Imam Abu Ismail al-Harawi
al-Hafizh, kami meriwayatkan darinya dengan sanad shahih, demikian pula kami
meriwayatkan dari selainnya.”3
Al-Hafizh Ibnu Hajar juga berkata, “Hadits-hadits yang datang secara
jelas seputar keutamaan Rajab atau puasa di bulan Rajab terbagi menjadi dua;
dha’if dan maudhu’.”
Al-Hafizh
Ibnu Hajar asy-Syafi’i رحمه الله telah
mengumpulkan hadits-hadits seputar Rajab, maka beliau mendapatkan sebelas hadits
berderajat dha’if dan dua puluh satu hadits berderajat maudhu’. Berikut ini kami
nukilkan sebagian hadits dha’if dan maudhu’ tersebut:
إِنَّ فيِ الْجَنَّةِ نَهْرًا يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ مَاؤُهُ أَشَدُّ
بَيَاضً مِنَ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ مَنْ صَامَ يَوُمًا مِنْ رَجَبٍ
سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ
Sesungguhnya
di surga ada sebuah sungai yang dinamakan “Rajab”, warnanya lebih putih dari
susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan
Rajab, niscaya Alloh akan memberinya minum dari sungai tersebut. (Hadits
dha’if)
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ رَجَبًا قَالَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فيِ رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلَغْنَا
رَمَضَانَ
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم apabila memasuki bulan Rajab, beliau
berdo’a, “Wahai Alloh, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan
pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” (Hadits dha’if)
رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ
أُمَّتِيْ
Bulan
Rajab adalah milik Alloh, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan
umatku. (Hadits maudhu’)
فَضْلُ رَجَبٌ عَلَى سَائِرِ الشَّهْرِ كَفَضْلِ الْقُرْآنِ عَلَى
سَائِرِ الأَذْكَارِ
Keutamaan
bulan Rajab dibandingkan semua bulan seperti keutamaan al-Qur’an atas semua
dzikir. (Hadits maudhu’)
مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ وَصَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ … لَمْ
يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ أَوْ يُرَى لَهُ
Barangsiapa
berpuasa pada bulan Rajab dan shalat empat raka’at pada bulan tersebut … niscaya
dia tidak meninggal hingga melihat tempat tinggalnya di surga atau diperlihatkan
untuknya. (Hadits maudhu’)
Itulah
sedikit contoh hadits-hadits dha’if dan maudhu’ seputar bulan Rajab. Sengaja
kami nukil secara ringkas karena maksud kami hanya untuk memberikan isyarat dan
perhatian saja, bukan membahas secara terperinci.
1. Al-Manarul Munif hlm.
92
2. Safaru Sa’adah hlm.
150. Hal ini disetujui oleh Ibnu Himmat ad-Dimasyqi dalam kitabnya at-Tankita
wal Ifadah fi Takhrij Khotimah Safar Sa’adah hlm. 112. (Lihat Muqaddimah
Syaikh Masyhur bin Hasan terhadap risalah
al-Adab fi Rojab hlm. 8-9 oleh Mula
Al-Qori)
3. Tabyin ‘Ajab bima Warada fi Rajab
(6).
Sumber: PUSAT DOWNLOAD EBOOK ISLAM