Dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه
dari Nabi صلی الله عليه وسلم,
sabdanya: "Sesungguhnya kebenaran - baik yang berupa ucapan atau
perbuatan - itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya
kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang itu
niscaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah
sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya
berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya
kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang
itu niscaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai
seorang yang ahli berdusta." (Muttafaq 'alaih)
Sabda Nabi صلی الله عليه وسلم
Yuriibuka, boleh dengan difathahkan ya'nya (dan boleh pula
didhamahnya, artinya: "Tinggalkanlah olehmu apa saja yang engkau
ragukan perihal boleh atau halalnya sesuatu dan beralihlah kepada
yang tidak ada keragu-raguan perihal itu dalam hatimu."
Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb رضي الله
عنه dalam Hadisnya yang panjang dalam
menguraikan ceritera Raja Hercules. Hercules berkata: "Maka apakah
yang diperintah olehnya?" Yang dimaksud ialah oleh Nabi صلی
الله عليه وسلم
Abu Sufyan berkata: "Saya lalu menjawab: "Ia berkata: "Sembahlah
akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu denganNya dan
tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Ia
juga menyuruh supaya kita semua melakukan shalat, bersikap benar,
menahan diri dari keharaman serta mempererat kekeluargaan."
(Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Muhammad, yaitu Alhasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu
'anhuma, katanya: "Saya menghafal sabda dari Rasulullah صلی
الله عليه وسلم
yaitu: "Tinggalkan apa-apa yang menyangsikan hatimu - yakni jangan
terus dilakukan - dan berpindahlah kepada apa- apa yang tidak
menyangsikan hatimu - yakni yang hatimu tenang jikalau melakukannya. [7]
Maka sesungguhnya bersikap benar itu adalah ketenangan dan berdusta
itu menyebabkan timbulnya kesangsian."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis shahih.
Sumber: riyadhus-shalihin