Pertemuannya yang
mula-mula dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam itu diceritakannya
sebagai berikut:
"Ketika itu saya masih
remaja, menggembalakan kambing kepunyaan Uqbah bin Mu'aith. Tiba-tiba datang
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama Abu Bahar
radhiyallahu 'anhu, dan bertanya: "Hai nak, apakah kamu punya susu untuk minuman
kami': "Aku orang kepercayaan" ujarku': "dan tak dapat memberi anda berdua
minuman ...!"
maka sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam: "Apakah kamu punya kambing betina mandul, yang belum dikawini
oleh salah seekor
jantan"? ada : ujarku. Lalu
saya bawa ia kepada mereka. Kambing itu diihat
kahinya oleh Nabi lalu disapu susunya
sambil memohon kepada Allah. Tiba-tiba susu itu berair banyak ....
Kemudian Abu Bahar mengambikan sebuah batu cembung yang digunakan Nabi untuk
menampung perahan susu. Lalu Abu Bakar pun minum lah,
dan saya pun tidak ketinggalan .... Setelah itu Nabi menitahhan
kepada susu: "Kempislah!': maka susu tu menjadi
kempis....
Setelah peristiwa itu
saya datang menjumpai Nabi, katahu: "Ajarkanlah kepadaku kata-kata tersebutl"
Ujar Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam : "Engkau akan menjadi seorang anak
yang terpelajar!''
Alangkah heran dan
ta'jubnya Ibnu Mas'ud ketika menyaksikan seorang hamba Allah yang shalih dan
utusan-Nya yang dipercaya memohon kepada Tuhannya sambil menyapu susu hewan yang
belum pernah berair selama ini, tiba-tiba mengeluarkan kurnia dan rizqi dari
Allah berupa air susu murni yang enak buat diminum ...!
Pada sa'at itu belum
disadarinya bahwa peristiwa yang disaksikannya itu hanyalah merupakan mu'jizat
paling enteng dan tidak begitu berarti, dan bahwa tidak berapa lama iagi dari
Rasululla~i yang mulia ini akan disaksikannya mu'jizat yang akan menggoncangkan
dunia dan memenuhinya dengan petunjuk serta cahaya ....
Bahkan pada saat itu juga
belum diketahuinya, bahwa dirinya sendiri yang ketika itu masih seorang remaja
yang lemah lagi miskin, yang menerima upah sebagai penggembala kambing milik
'Uqbah bin Mu'aith, akan muncul sebagai salah satu dari mu'jizat ini, yang
setelah ditempa oleh Islam menjadi seorang beriman, akan mengalahkan kesombongan
orang-orang Quraisy dan menaklukkan kesewenangan para pemukanya....
Maka ia, yang selama ini
tidak berani lewat di hadapan salah seorang pembesar Quraisy kecuali dengan
menjingkatkan kaki dan menundukkan kepala, di kemudian hari setelah masuk Islam,
ia tampil di depan majlis para bangsawan di sisi Ka'bah, sementara semua
pemimpin dan pemuka Quraisy duduk berkumpul, lain berdiri di hadapan mereka dan
mengumandangkan suaranya yang merdu dan membangkitkan minat, berisikan wahyu
Iiahi al-Quranul Karim:
Bismillahirrahmanirrahim
....
Allah Yang Maha Rahman ....
Yang telah mengajarkan al-Quran ....
Menciptakan insan ....
Dan menyampaikan padanya penjelasan ....
Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan ....
Sedang bintang dan kayu-kayuan sama sujud kepada Tuhan....
Allah Yang Maha Rahman ....
Yang telah mengajarkan al-Quran ....
Menciptakan insan ....
Dan menyampaikan padanya penjelasan ....
Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan ....
Sedang bintang dan kayu-kayuan sama sujud kepada Tuhan....
Lain dilanjutkannya
bacaannya, sementara pemuka-pemuka Quraisy sama terpesona, tidak percaya akan
pandangan mata dan pendengaran telinga mereka ....
dan tak tergambar dalam fikiran mereka bahwa orang yang
menantang kekuasaan dan kesombongan mereka ..., tidak lebih dari seorang upahan
di antara mereka, dan penggembala kambing dari salah seorang bangsawan Quraisy
.... yaitu Abdullah bin h/las'ud, seorang miskin yang
hina dina .... !
Marilah kita dengar
keterangan dari saksi mata melukiskan peristiwa yang amat menarik dan
mena'jubkan itu! Orang itu tiada lain dari Zubair radhiyallah 'anhu katanya:
"Yang mula-mula
menderas al-quran di Mekah setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ialah
Abdullah bin Masitd radhiyallah 'anhu . Pada suatu hari
para shahabat Rasulullah berkumpul, kata mereka:
"Demi Allah
orang-orang Quraisy belum lagi mendengar sedikit pun
al-quran ini dibaca dengan suara keras di hadapan mereka....
Nah, siapa di antara kita yang bersedia memperdengarkannya kepada mereka ...."
Maha kata Ibnu Mas'ud: "Saya ".
Kata mereka: "Kami Khawatir akan keselamatan dirimu!
Yang kami inginkan ialah seorang laki-laki yang mempunyai kerabat yang akan mempertahankannya dari orang-orangg itu jika mereka bermaksud jahat ....':
"Biarkanlah saya!" kata Ibnu Mas'ud pula, "Allah pasti membela Maka datanglah Ibnu Mas'ud kepada kaum Quraisy di waktu dluha, yakni ketika mereka sedang berada di balai pertemuannya....
Nah, siapa di antara kita yang bersedia memperdengarkannya kepada mereka ...."
Maha kata Ibnu Mas'ud: "Saya ".
Kata mereka: "Kami Khawatir akan keselamatan dirimu!
Yang kami inginkan ialah seorang laki-laki yang mempunyai kerabat yang akan mempertahankannya dari orang-orangg itu jika mereka bermaksud jahat ....':
"Biarkanlah saya!" kata Ibnu Mas'ud pula, "Allah pasti membela Maka datanglah Ibnu Mas'ud kepada kaum Quraisy di waktu dluha, yakni ketika mereka sedang berada di balai pertemuannya....
la berdiri di panggung lalu membaca: Bismillahirrahmaanirrahim, dan dengan mengerashan suaranya: Arrahman Allamal Quran ....
Lalu sambil menghadap kepada mereka diteruskanlah bacaannya. Mereka memperhatikannya sambil bertanya sesamanya:
"Apa yang dibaca oleh anak si Ummu 'Abdin itu ... .
Sungguh, yang dibacanya itu ialah yang dibaca oleh Muhammad"
Mereka bangkit mendatangi dan memukulinya, sedang Ibnu Mas'ud meneruskan bacaannya sampai batas yang dihehendaki Allah .Setelah itu dengan muka dan tubuh yang babak-belur ia kembali hepada para shahabat. Kata mereka:
"Inilah yang kami khawatirkan terhadap dirimu ....!"
Ujar Ibnu Mas'ud "Sekarang ini tak ada yang lebih mudah bagimu dari menghadapi musuh-musuh Allah itu! Dan seandainya tuan-tuan menghendaki, saya akan mendatangi mereka lagi dan berbuat hal yang sama esok hari "
Ujar mereha: "Cukuplah demikian! Kamu telah membacakan kepada mereka barang yang menjadi tabu bagi mereka!"
Benar, pada saat Ibnu
Mas'ud tercengang melihat susu kambing tiba-tiba berair sebelum waktunya, belum
menyadari bahwa ia bersama kawan-kawan senasib dari golongan miskin tidak
berpunya, akan menjadi salah satu mu'jizat besar dari Rasulullah, yakni ketika
mereka bangkit memanggul panji-panji Allah dan menguasai dengannya cahaya slang
dan sinar matahari. Tidak diketahuinya bahwa saat itu telah dekat .... Kiranya secepat itu hari datang dan lonceng waktu
telah berdentang, anak remaja buruh miskin dan terlunta-lunta serta-merta
menjadi suatu mu'jizat di antara berbagai mu'jizat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam....!
Dalam kesibukan dan
berpacuan hidup, tiadalah ia akan menjadi tumpuan mata
....
Bahkan di daerah yang jauh dari kesibukan pun juga tidak ... .! Tak ada tempat baginya di kalangan hartawan, begitu pun di dalam lingkungan ksatria yang gagah perkasa, atau dalam deretan orang-orang yang berpengaruh.
Bahkan di daerah yang jauh dari kesibukan pun juga tidak ... .! Tak ada tempat baginya di kalangan hartawan, begitu pun di dalam lingkungan ksatria yang gagah perkasa, atau dalam deretan orang-orang yang berpengaruh.
Dalam soal harta, ia tak
punya apa-apa, tentang perawakan ia kecil dan kurus, apalagi dalam seal
pengaruh, maka derajatnya jauh di bawah ....Tapi sebagai ganti dari
kemiskinannya itu, Islam telah memberinya bagian yang melimpah dan perolehan
yang cukup dari pebendaharaan Kisra dan simpanan Kaisar. Dan
sebagai imbalan dari tubuh yang kurus dan jasmani yang lemah, dianugerahi-Nya
kemauan baja yang dapat menundukkan para adikara dan ikut mengambil bagian dalam
merubah jalan sejarah. Dan untuk mengimbangi nasibnya yang tersia
terlunta-lunta, Islam telah melimpahinya ilmu pengetahuan, kemuliaan serta
ketetapan, yang menampilkannya sebagai salah seorang tokoh terkemuka dalam
sejarah kemanusiaan ....
Sungguh, tidak meleset
kiranya pandangan jauh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau mengatakan kepadanya: "Kamu akan
menjadi seorang pemuda terpelajar". Ia telah diberi pelajaran oleh Tuhannya
hingga menjadi faqih atau ahli hukum ummat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam , dan tulang punggung para huffadh al-Quranul Karim .
Mengenai dirinya ia
pernah mengatakan:
"Saya telah menampung 70 surat alquran yang kudengar langsung dari RasululIah Shallallahu 'alaihi wa sallam tiada seorang pun yang menyaingimu dalam hal ini...."
Dan
rupanya Allah swt. memberinya anugerah atas keberaniannya mempertaruhkan nyawa
dalam mengumandangkan alQuran secara terang-terangan dan- menyebarluaskannya di
segenap pelosok kota Mekah di saat siksaan dan
penindasan merajalela, maka dianugerahi-Nya bakat istimewa
dalam membawakan bacaan al-Quran dan
kemampuan luau biasa dalam memahami arti
dan maksudnya.
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah memberi washiat kepada
para shahabat agar mengambil Ibnu Mas'ud
sebagai teladan, sabdanya:
"Berpegang-teguhlah kepada ilmu yang diberihan oleh Ibnu Ummi 'Abdin ....!"
"Berpegang-teguhlah kepada ilmu yang diberihan oleh Ibnu Ummi 'Abdin ....!"
Diwashiatkannya pula agar mencontoh
bacaannya, dan mempelajari cara membaca
al-Quran daripadanya. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Barangsiapa yang ingin hendak mendengar al-quran tepat seperti diturunhan, hendaklah ia mendengarhannya dari Ibnu Ummi ilbdin ...!
Barangsiapa yang ingin hendak membaca al-quran tepat seperti diturunkan, hendaklah ia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi ;Ibdin ...!"
"Barangsiapa yang ingin hendak mendengar al-quran tepat seperti diturunhan, hendaklah ia mendengarhannya dari Ibnu Ummi ilbdin ...!
Barangsiapa yang ingin hendak membaca al-quran tepat seperti diturunkan, hendaklah ia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi ;Ibdin ...!"
Sungguh, telah lama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallammenyenangi bacaan al-Quran dari mulut
Ibnu Mas'ud .... Pada suatu hari ia memanggilnya
sabdanya:
"Bacakanlah kepadaku, hai
Abdullah!"
"Haruskah aku membacakannya pada anda, wahai Rasulullah..?"
Jawab Rasulullah: "Saya ingin mendengarnya dari mulut orangiain"
Maka Ibnu Mas'ud pun membacanya dimulai dari surat an-Nisa hingga sampai pada firman Allah Ta'ala:
Maka betapa jadinya bila Kami jadikan dari setiap ummat itu seorang saksi, sedangkan kamu Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka ... .!
Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap kiranya mereka disamaratakan dengan bumi ... .! dan mereka tidah dapat merahasiahan pembicaraan dengan Allah ....!" (QS 4 an-Nisa: 41 -- 42)
"Haruskah aku membacakannya pada anda, wahai Rasulullah..?"
Jawab Rasulullah: "Saya ingin mendengarnya dari mulut orangiain"
Maka Ibnu Mas'ud pun membacanya dimulai dari surat an-Nisa hingga sampai pada firman Allah Ta'ala:
Maka betapa jadinya bila Kami jadikan dari setiap ummat itu seorang saksi, sedangkan kamu Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka ... .!
Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap kiranya mereka disamaratakan dengan bumi ... .! dan mereka tidah dapat merahasiahan pembicaraan dengan Allah ....!" (QS 4 an-Nisa: 41 -- 42)
Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tak dapat manahan
tangisnya, air matanya meleleh dan dengan
tangannya diisyaratkan kepada Ibnu Mas'ud
yang maksudnya: "Cukup ...,cukuplah sudah, hai lbnu Mas'ud
...!"
Suatu ketika
pernah pula Ibnu Mas'ud menyebut-nyebut
karunia Allah kepadanya, katanya:
'"Tidah suatu pun
dari al-quran itu yang diturunkan,
kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa
diturunkannya.
Dan tidah seorang pun yang lebih mengetahui tentang Kitab Allah daripadaku. Dan sehiranya aku tahu ada seseorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu tentang Kitabullah daripadaku, pastilah aku ahan menemuinya. Tetapi aku bukanlah yang terbaih di antaramu!"
Dan tidah seorang pun yang lebih mengetahui tentang Kitab Allah daripadaku. Dan sehiranya aku tahu ada seseorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu tentang Kitabullah daripadaku, pastilah aku ahan menemuinya. Tetapi aku bukanlah yang terbaih di antaramu!"
Keistimewaan Ibnu
Mas'ud ini telah diakui oleh para
shahabat. Amirul Mu'minin
Umar berkata mengenai dirinya:
"Sungguh ilmunya
tentang fiqih berlimpah-Iimpah':
Dan berkata
Abu Musa ai-Asy'ari:
"Jangan tanyakan
kepada kami sesuatu masalah, selama kiyai
ini berada di antara tuan-tuan.'"
Dan
bukan hanya keunggulannya dalam al-Quran
dan ilmu fiqih saja yang patut beroleh
pujian, tetapi juga keunggulannya dalam
keshalihan dan ketaqwaan.
Berkata
Hudzaifah tentang dirinya:
"Tidah seorang
pun saya lihat yang lebih mirip
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baik dalam
cara hidup, perilaku dan
ketenangan jiwanya, daripada Ibnu Mas'ud....
Dan orang-orang
yang dikenal dari shahabat-shahabat
Rasulullah sama mengetahui
bahwa putera dari Ummi 'Abdin adalah
yang paling dekat kepada Allah ....!"