Geram rasanya jika membaca pernyataan orang ini, sebagai seorang guru mungkin hati bapak ibu yang berprofesi guru juga merasakan hal yang sama. Orang ini hanya mengukur Dunia Pendidikan di zaman sekarang, tapi ia tak mengukur dari mana ia berhasil menjadi orang, apakah semua guru SD-nya, SMP-nya atau SMA-nya dulu bisa IT semua. Apa yang ia pikirkan sehingga ia berkata begitu. Apakah ia langsung lahir ke dunia dan menjadi orang berguna begitu saja. Jawabannya pasti tidak!
Dulu guru gajinya kecil, namun banyak manusia yang jadi manusia. dari Pegawai hingga Presiden semua di didik oleh yang bernama guru. Guru saat itu sedikit sekali yang bisa IT, dan mereka yang dari zaman dulu memang tidak pandai IT. Tapi apa yang mereka cetak, manusia yang menjadi manusia. sehingga Menjadi guru memeang bukan perkara
mudah , selain di tuntut memiliki kompetensi yang bagus , guru juga
harus mengikuti perkembangan zaman, misalnya belajar teknologi atau Ilmu
IT, Agar guru tidak ketinggalan informasi sehingaa guru tidak di
pandang sebelah mata.
"Kritikan pedas dilontarkan pengamat pendidikan Indra Charismiadji
terhadap kualitas guru di Indonesia. Menurut dia, guru-guru di Indonesia
mayoritas (maaf) berkualitas rendah. Sedangkan yang berkualitas
menengah sampai tinggi hanya sekitar 10 persen.
"Bagaimana pendidikan di Indonesia bisa bagus kalau tenaga pendidiknya
kompetensinya rendah. Lembaga-lembaga internasional menempatkan kualitas
pendidikan Indonesia rata-rata rangking dua dari bawah," ujar Indra
dalam sebuah seminar nasional pendidikan, Selasa (26/4).
Indra Charismiadji |
Anehnya, kata Indra, seluruh guru ramai-ramai meminta kenaikan gaji
serta tunjangan dengan alasan memuliakan tenaga pendidik. Sejumlah
daerah, malah memberikan tunjangan yang fantastis. Di DKI Jakarta,
misalnya, gaji dan tunjangan guru mencapai Rp 18 juta.
"Guru di DKI dibayarkan Rp 18 juta, angka yang cukup tinggi. Yang jadi
pertanyaan, layakkah mereka mendapatkan gaji setinggi itu? Sementara
dari data banyak guru DKI yang tidak tahu soal komputer," sergahnya.
Lanjut Indra, bila gurunya gagap teknologi alias gaptek, bagaimana bisa
mengajarkan siswa generasi abad 21. Itu artinya, pemerintah sia-sia
mengeluarkan dana ratusan juta untuk bayar gaji dan tunjangan guru.
"Saya selaku pembayar pajak, jelas tidak rela karena dana yang kita
bayarkan diplotkan kepada guru-guru tidak berkualitas. Kalau guru-guru
kita berkompetensi tinggi, saya yang akan mencarikan sekolah
internasional bagi mereka dan dibayar tinggi," tandasnya.
Bagaimana tanggapan bapak ibu guru!
Sumber: Metronews