Tawadhu'
secara bahasa bermakna rendah terhadap sesuatu (Mu'jam
Maqoyis al-Lughoh
hlm.1055, Ibnu Faris, al-Mufrodaat hlm.540,
al-Ashfahani) Sedangkan
secara istilah adalah menampakkan perendahan hati kepada sesuatu yang
diagungkan.
Ada juga yang mengatakan tawadhu' adalah mengagungkan orang karena keutamaannya. Tawadhu' adalah menerima kebenaran dan tidak menentang hukum.(Madarij as-Salikin 2/379, Ibnul Qoyyim, Fathul Bari 11/341, Ibnu Hajah)
Ada juga yang mengatakan tawadhu' adalah mengagungkan orang karena keutamaannya. Tawadhu' adalah menerima kebenaran dan tidak menentang hukum.(Madarij as-Salikin 2/379, Ibnul Qoyyim, Fathul Bari 11/341, Ibnu Hajah)
Tidak
ada yang mengingkari, tawadhu' adalah akhlak yang mulia. Yang menjadi
pertanyaan, kepada siapa kita merendahkan hati. Alloh عزّوجلّ menyifati hamba yang dicintai-Nya dalam
firman-Nya;
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى
الْكَافِرِينَ
“Yang
bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir." (QS. al-Maidah [5]: 54)
Tidaklah
sifat yang terpuji melainkan menyimpan keutamaan. Ini adalah sebagai pendorong
bagi kita agar segera berhias dengan sifat tersebut. Di antara keutamaan sifat
tawadhu' adalah;
1.
Menjalankan
perintah Alloh عزّوجلّ
Alloh
عزّوجلّ berfirman:
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ
"Dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman. (QS. asy-Syu'aro [26]: 215)
Syaikh
Ibnu Utsaimin رحمه الله berkata: "Maksudnya adalah tawadhu', karena
orang yang sombong melihat dirinya bagaikan burung yang terbang di angkasa, maka
Alloh عزّوجلّ memerintahkan untuk merendahkan sayapnya
dan merendahkan diri terhadap orang-orang beriman yang mengikati Nabi
صلي الله عليه وسلم.'"1
2.
Alloh
عزّوجلّ
membenci orang yang sombong
Alloh
سبحانه و تعالي berfirman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ
مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman [31]:
18)
Sahabat
mulia Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata: "Yaitu janganlah kamu sombong,
sehingga membawa kalian merendahkan hamba Alloh dan berpaling dari mereka jika
mereka berbicara kepadamu."2
3.
Perangai
hamba yang terpuji
Alloh
عزّوجلّ berfirman:
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ
هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَاماً
"Dan
hamba-hamba Alloh yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. al-Furqon
[25]: 63)
Imam
Ibnul Qoyyim رحمه الله mengatakan: "Firman Alloh عزّوجلّ berjalan di atas bumi dengan rendah hati
yaitu mereka berjalan dengan tenang, penuh dengan ketawadhu'an, tidak congkak
dan sombong."3
4.
Jalan
menuju surga
Alloh
سبحانه و تعالي berfirman:
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا
يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ
لِلْمُتَّقِينَ
"Negeri
akhirat4 itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat
kerusakan
di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu5 adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS.
al-Qoshos [28]: 83)
5.
Mengangkat
derajat seorang hamba
Selayaknya
bagi setiap muslim untuk berhias diri dengan sifat tawadhu' karena dengan
tawadhu' tersebut Alloh if. akan meninggikan derajatnya. Rosululloh صلي الله عليه وسلم bersabda;
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ
اللَّهُ
“Tidaklah
seseorang tawadhu' karena Alloh kecuali Alloh عزّوجلّ mengangkat derajatnya." (HR. Muslim:
2588)
Imam
an-Nawawi
رحمه الله berkata: "Hadits ini mempunyai dua
makna:
Pertama:
Alloh سبحانه و تعالي akan meninggikan derajatnya di dunia, dan
mengokohkan sifat tawadhu'nya dalam hati hingga Alloh عزّوجلّ mengangkat derajatnya di mata
manusia.
Kedua:
Pahala di akhirat, yakni Alloh عزّوجلّ akan mengangkat derajatnya di akhirat
disebabkan tawadhu'nya di dunia.6
6.
Mendatangkan
rasa cinta, persaudaraan dan
menghilangkan
kebencian
Rosululloh
صلي الله عليه وسلم bersabda:
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا
يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
"Sesungguhnya
Alloh عزّوجلّ mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu',
hingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya atas orang lain dan tidak
ada lagi orang yang menyakiti atas orang lain." (HR. Muslim: 2865)
1. Syarah Riyadhus Sholihin 3/515
2. Fathul
Qodir
4/301, Syaukani
3. Madarijus
Salikin
2/375, Ibnul Qoyyim, Tahqiq: Amir Ali Yasin
4. Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan
kenikmatan di akhirat
5.
Maksudnya:
surga
6.
Syarah
Shohih Muslim
16/1437.
Sumber: Ibnumajjah.com