الحمد
لله الذى انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام . نعمةً جزيلةً على الدوام
الى يوم مَرْجِعِ جميعِ الاَنام . واشهد انّ لا اله ا لاّ الله المَلِكُ
القدّوس السلام . وأشهد انّ سيدنا محمّدا عبده ورسوله ذُوالمُعجِزة الدائمة
الى اخرالا يّام. اللّهمّ صلّى وسلّم على
عبدك ورسولك سيّدنا محمّد وعلى اله وصحبه الذين جاهَدوا فى سبيل الله
بِسَيف المُجاهَدَةِ بالحكمة والكلام . (امّابعد) فياايهاالناس اتقُوااللهَ
حقَّ تقاته. ولا تموتون الا وانتم مسلمون
Banjir yang melanda kampungku dan kampungmu selasa tanggal 29
Maret 2016 kemarin, mungkin perlu kita renungi bersama dan kita amati
dengan seksama. Apakah ini adalah sebuah "Peringatan" dari sang khaliq, atau mungkin adalah
'Musibah' yang bersumber dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan, hal ini tergantung dari sudut mana kita menilai. Karena, sebagai warga yang tinggal di daerah tersebut, kita tahu bahwa bulan sebelumnya sudah pernah dilanda banjir, dan sekarang banjir lagi bahkan lebih parah dari bulan sebelumnya. beberapa jembatan di beberapa daerah terseret arus dan putus, dan akses jalanpun terhambat, perekonomian lumpuh, perabotan-perabotan dan barang elektronik rusak bahkan rumah-rumah pun menjadi rusak. Bagi orang yang masih memiliki iman di dalam dadanya, hendaknya bersabar dan menganggap ini adalah sebagian kecil ujian-Nya. Karena, setelah ini masih banyak ujian-ujian lain yang akan menghampiri hidup kita selama ruh masih aktif dalam chasing jasad manusia. Suka dan duka itulah warna kehidupan, tak ada yang permanen, tak ada yang kekal, semua akan mendapati gilirannya masing-masing. Sehat dan sakit sering beriring seirama, senang dan susah silih berganti menghiasi dan mewarnai, tangis dan tawa sahut-menyahut dalam tiap kondisi.
'Musibah' yang bersumber dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan, hal ini tergantung dari sudut mana kita menilai. Karena, sebagai warga yang tinggal di daerah tersebut, kita tahu bahwa bulan sebelumnya sudah pernah dilanda banjir, dan sekarang banjir lagi bahkan lebih parah dari bulan sebelumnya. beberapa jembatan di beberapa daerah terseret arus dan putus, dan akses jalanpun terhambat, perekonomian lumpuh, perabotan-perabotan dan barang elektronik rusak bahkan rumah-rumah pun menjadi rusak. Bagi orang yang masih memiliki iman di dalam dadanya, hendaknya bersabar dan menganggap ini adalah sebagian kecil ujian-Nya. Karena, setelah ini masih banyak ujian-ujian lain yang akan menghampiri hidup kita selama ruh masih aktif dalam chasing jasad manusia. Suka dan duka itulah warna kehidupan, tak ada yang permanen, tak ada yang kekal, semua akan mendapati gilirannya masing-masing. Sehat dan sakit sering beriring seirama, senang dan susah silih berganti menghiasi dan mewarnai, tangis dan tawa sahut-menyahut dalam tiap kondisi.
Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah azza wa jalla berfirman:
. وقال الله تعالى فى كتابه الكريم : اعوذ بالله من الشيطان الرجيم .
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا
يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ. (العنكبوت: 2-3)
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami
telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta. (Al-An kabut ;2-3)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman kita, adalah kita harus siap menghadapi
ujian yang diberikan Allah Swt kepada kita, untuk membuktikan sejauh
mana kebenaran dan kesungguhan iman kita, apakah betul-betul bersumber
dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan serta tidak
tahu arah dan tujuan, atau karena didorong oleh kepentingan sesaat,
ingin mendapatkan kemenangan dan tidak mau menghadapi kesulitan seperti
yang digambarkan Allah Swt dalam surat Al-Ankabut ayat 10:
“Dan
di antara manusia ada orang yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”,
maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap
fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang
pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: “Sesungguh-nya kami
adalah besertamu.” Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam
dada semua manusia”
Anak sekolahan, mereka akan diberikan ujian oleh Sekolah tempat mereka
belajar mereka akan mendapat penilaian dari guru-guru di sekolah, ketika
hasilnya baik maka mereka akan naik tingkat yang lebih tinggi, dan
guru-guru merasa sayang kepada mereka yang nilainya baik dan terbaik, begitupun kita
di dunia yang lebih luas dari lingkup sekolahan akan melewati masa-masa
ujian, ketika kita mampu untuk mengahadapinya, tanpa mengeluh dan putus
asa dan dihiasi ikesabaran dan rasa syukur, serta semakin bertambah
rajin dalam ketaqwaan. Maka, insha Allah ia akan naik tingkat dan
menjadi hamba-hamba yang di cintai oleh yang memiliki cinta sejati itu
sendiri, yakni Allah SWT tuhanku dan tuhanmu. Banjir mungkin merepotkan
sebagian insan yang rumahnya terkena air dan terendam, malam
berjaga-jaga karena takut seandainya rumah itu ditinggal barang-barang
yang ada di dalam rumah menjadi rusak, atau mungkin pencuri yang mencari
kesempatan untuk mencuri.
Sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa ujian dari Allah itu adalah satu
tanda kecintaan Allah kepada kita, sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
إِنَّ
عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ
قَوْمًا اِبْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ
فَلَهُ السُّخْطُ. (رواه الترمذي، وقال هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه).
“Sesungguhnya
besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan (ujian), Dan sesungguhnya
apabila Allah mencintai satu kaum, Dia akan menguji mereka, maka
barangsiapa ridha, baginyalah keridhaan Allah, dan barangsiapa marah,
baginyalah kemarahan Allah”. (HR. At-Tirmidzi, juz 4 hal. 519).
Semoga
dari tulisan ini, mampu membuka mata hati kita yang hampir berlumut,
bahkan tertutup oleh semak-semak hitam pembawa dosa. Semoga, karat-karat
yang menempel pada jiwa kita akan terkikis jika kita berusaha untuk
kembali kepada ketaatan. Untuk itu, saya mengajak untuk bertaubat dan
memohon ampunan-Nya. Agar Allah tidak menjadi Murka, sehingga membawa kebinasaan. Sebelum pintu taubat tertutup dan terkunci, gunakanlah sebaik baiknya waktu yang kita miliki ini.
Wassalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Wassalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Ilustrasi gambar: Banjir Muratara, Sumsel tanggal 29 Maret 2016
sumber: facebook.com (AlFa Biru, Defrian Nania DN, dll)