Ramadhan tinggal menunggu hari lagi, sudah barang tentu banyak ibu-ibu yang
sibuk dalam mempersiapkan diri dalam bulan Ramadhan. Seperti mempersiapkan uang
belanja yang ekstra dan segala macam. Namun, puasa bukanlah menambah hemat
malah menambah bengkak pengeluaran.
Sahabat Murataraku yang dirahmati Allah Swt, bukan itu yang semestinya kita
persiapkan, namun ada hal yang leih penting dari itu yang mesti kita
persiapkan, agar puasa kita menjadi Amal ibadah dan diterima oleh sang
pencipta. Adapun yang perlu dipersiapkan, yaitu:
1.
Jagalah sholatmu.
Terkadang
orang yang berpuasa ada yang menelantarkan sholat padahal
sholat merupakan tiangnya agama dan meninggalkannya termasuk ke dalam kekufuran.
2.
Jagalah puasa wajib Ramadhan.
Nabi صلى الله عليه وسلم pernah
melihat di dalam mimpinya sebuah kaum :
مُعَلَّقِيْنَ بِعَرَاقِيْبِهِمْ، مُشَقَّقَةً
أَشْدَاقُهُمْ، تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا. قُلْتُ: مَا هَؤلاء قَالَ: هَؤلاء
الَّذِيْنَ يُفْطِرُوْنَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ
Yang digantung terbalik dengan kepada di bawah,
mulut-mulut mereka robek dan dari mulut mereka darah bercucuran. Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata : ”Siapakah mereka ini?”
(Malaikat) menjawab : ”mereka adalah orang yang berbuka sebelum halal puasa
mereka.” [Sebelum halal puasa mereka yaitu sebelum waktu berbuka]. (Dishahihkah
al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi).
Barangsiapa yang membatalkan
puasanya sehari dengan sengaja maka wajib atasnya menggantinya dan bertaubat.
3. Berhati-hatilah dari berbuka puasa di hadapan manusia, sebagai implementasi sabda Nabi صلى الله عليه وسلم:
كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافىً إِلاَّ المُجاَهِرِيْنَ
“Seluruh umatku terampuni kecuali mujahir (orang yang menampakkan
kemaksiatan).” (Muttafaq ’alaihi).
Ath-Thibi berkata: ”Setiap umatku
diampuni dari ghibah kecuali orang-orang yang menampakkan (dosa).
Membatalkan puasa adalah suatu keberanian atas Alloh, meremehkan Islam dan
kelancangan terhadap manusia. Ketahuilah barangsiapa yang tidak berpuasa maka
tidak ada ied atasnya, karena ied itu adalah suatu kegembiraan besar dengan
menyempurnakan puasa dan diterimanya ibadah.”
3.
Jadilah orang yang berakhlak baik,
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ
وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ
صَائِمٌ
“Apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa,
maka janganlah mengumpat (yarfuts) dan jangan pula membentak-bentak (yaskhob).
Apabila ada seorang yang mencela atau menganiayanya, maka katakanlah :
sesungguhnya aku seorang yang sedang berpuasa.” (Muttafaq ’alaihi).
[mengumpat : mengucapkan kata kotor, membentak :
mengangkat suara].
4.
Menjaga
lisan dari ghibah (menggunjing), berdusta dan selainnya.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَعَمِلَ بِهِ
فَلَيْسَ للهِ حَاجَةً فِى أَنْ يَدَعْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta atau
melakukan kedustaan, maka Alloh tidak butuh akan (puasanya yang) meninggalkan
makan dan minum.” (HR. Bukhari)
Dan sabda beliau :
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَمِهِ إِلاَّ
الظَّمَأ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidaklah
mendapatkan dari puasanya melainkan hanya dahaga.” [Shahih, HR ad-Darimi].
5.
Bacalah
risalah seputar masalah puasa dan selainnya,
supaya anda dapat mengetahui
hukum-hukum seputar puasa sehingga anda dapat mengetahui bahwa makan dan minum
karena lupa tidaklah membatalkan puasa, jinabah (berkumpul dengan isteri atau
mimpi) pada malam hari tidaklah mencegah puasa, walaupun yang wajib adalah
menghilangkan junub-nya untuk berthoharoh dan sholat.
Sumber: Ibnu Majjah.com